Hasil Yang Mengagumkan


Hasil Panen Meningkat Signifikan


Wilayah kecamatan Warung Kondang, salah satu sentra padi Kabupaten Cianjur dengan areal sawah seluas 1.664 Ha, berpeluang meningkatkan produksi padi ditahun-tahun mendatang. Dengan hasil panen yang bertambah, para petani pun berpeluang meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan. Peluang itu muncul seiring dengan berhasilnya uji coba penggunaan Tiens Golden Harvest (TGH) diwilayah tersebut.

Uji coba dilakukan pada 3 musim tanam. ;
  1. coba pertama berlangsung pada 5 November 2007 s/d 24 February 2008. Proses tanam dilakukan dengan menggunakan pupuk konvensional tanpa TGH. Hasil panen diperoleh sebesar 6,60 Ton/Ha. Angka ini sekaligus sebagai uji coba pembanding terhadap musim tanam berikutnya.
  2. Uji coba tahap kedua dilakukan pada periode 20 Maret 2008 sampa 28 Juni 2008. Kali ini petani menggunakan aplikasi pemupukan gabungan TGH dengan pupuk anorganik. Hasil produksi mencapai 8,53 ton / ha.
  3. Uji coba tahap ketiga terjadi pada periode 22 Juli 2008 sampai 25 Oktober 2008. Penanaman dilakukan dengan pemupukan TGH dikombinasikan dengan 50% urea NPK Phonska, hasil produksi mencapai 12,543 ton / ha.

Dari rangkaian uji coba tersebut terbukti pemberian TGH dan penggunaan 50% urea NPK Phonska memberikan hasil panen tertinggi dan meningkat signifikan dibanding musim tanam sebelumnya. Dengan demikian Tiens Golden Harvest layak direkomendasikan kepada para petani karena secara teknis dapat meningkatkan hasil panen dan dari segi ekonomi menguntungkan.

…….

Panen perdana dengan pemupukan TGH turut disaksikan sejumlah tokoh, di antaranya :

    * Mr. Shen Yong (General Manager Tiens Jawa Barat)
    * Drs. H. Mahmud Yunus (Kadis Pertanian Kabupaten Cianjur) ·
    * Yayat Duriat (Kacadin Pertanian Kecamatan Warung Kondang) ·
    * Ahmad Gozali (Perwakilan dari PT. SMS INDOPUTRA TGH) ·
    * Tedi Riyadi (Leader) ·
    * Entus Kusnidar (Koordinator PPL Kecamatan Warung Kondang) ·
    * A. Tamami (PPL Desa Cisarandi Kecamatan Warung Kondang).

note :  sudah tersedia buku petunjuk untuk penggunaannya.
 
Aplikasi pupuk Tiens Golden Harvest (TGH) sudah dilakukan di berbagai daerah di Indonesia. Salah satunya adalah di Kabupaten Enrekang Provinsi Sulawesi Selatan. Lahan yang diuji coba adalah lahan milik Bapak Anto binaan dari Bpk Jamal Jarammang Distributor Sulawesi. Lahan ini terletak di Bunu Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang.

Sebelum menggunakan TGH Bapak Anto memerlukan bibit sebanyak 500 kg untuk kurang lebih ½ hektar lahan dan biaya yang harus disiapkan sebanyak kurang lebih 30 juta. Biaya sebesar ini termasuk dengan pembibitan, pemeliharaan, dan biaya panen.
Pupuk kimia yang digunakan adalah :
- Urea : 6 Zak
- KCl : 2 Zak
- Ponska : 2 Zak
- Pupuk TSP : 3 Zak

Hasil panen yang diperoleh dengan biaya sebesar Rp. 30 juta adalah 3,3 ton. Kemudian bapak Anto diperkenalkan dengan TGH. Bersamaan dengan penggunaan TGH sebanyak 3 liter pupuk kimia yang digunakan adalah :
- Urea : 1 Zak
- KCl : 1 Zak
- Ponska : 1 Zak
- Pupuk TSP : 2 Zak
Pada saat tanaman bawang merah berusia 40 hari hadir Drs. Banna PS. Beliau adalah Ketua Harian Tani Indonesia untuk wilayah Kabupaten Enrekang. Drs. Banna PS ikut menyaksikan pertumbuhan tanaman bawang merah yang luar biasa.

Biaya yang dibutuhkan dari pembibitan sampai dengan panen jauh berkurang. Sekarang ini biayanya adalah 12 juta dengan hasil panen yang meningkat hingga lebih dari 5 ton sekali musim.

Bapak Anton masih memiliki kurang lebih ½ hektar lahan lagi yang sudah lama tidak digunakan. Kondisi lahan ini sangat keras karena adanya penumpukan residu dari pupuk kimia. Beberapa kali Bapak Anto mencoba untuk menanaminya dengan tanaman bawang merah dan jagung namun tanaman ini tidak dapat tumbuh apalagi menghasilkan. Kemudian bapak Anto mengolah kembali lahan ini dan mengaplikasikan 5 liter TGH. Bersamaan dengan TGH Bapak Anto memerlukan :
- Bibit bawang merah : 600kg
- Urea : 4 zak
- Ponska : 1 zak
- KCl : 25 kg
- Pupuk Bambu Ijo : 1 zak
- TSP : 3 Zak

Biaya yang diperlukan mulai dari persiapan lahan, penanaman, bibit dan obat – obatan hanya berkisar 13 juta. Tepat pada tanggal 7 Januari 2009 diadakan panen raya. Bapak Anto tidak menyangka lahan yang awalnya tidak bisa dimanfaatkan sekarang justru menghasilkan. Bahkan hasilnya panennya mencapai 4 ton 2 kwintal.

Hasil Panen Kacang Panjang dan Bayam Cabut saya meningkat

Demikianlah ungkapan senang sekaligus bangga dari Bapak Sumar. Beliau adalah seorang petani sayuran yang berasal dari Kecamatan Muara Taweh kabupaten Barito Utara Propinsi Kalimantan Tengah.

Lahan bapak Sumar terletak di KM 4,5 jalah arah Puruk Cahu. Luas lahannya kurang lebih ¼ hektar. Lahan selebar ini digunakan untuk menanam 2 macam sayuran yaitu kacang panjang dan bayam cabut. Setelah panen Bapak Sumar akan menjual hasilnya kepada pedagang sayur yang memang pedagang sayur yang menampung sayur dari petani – petani di sekitar Muara Taweh.

Setiap 10 hari sekali Bapak Sumar memupuk tanaman sayurannya dengan pupuk urea dan phospat. Untuk keseluruhan lahan beliau menggunakan sekitar 10kg urea dan phospat sekali tabor. Artinya untuk sekali musim tanam beliau membutuhkan sekitar 30kg pupuk. Hasil panen yang diperoleh untuk tanaman kacang panjang 2-3 kg sekali musim tanam. Sedangkan untuk tanaman bayam cabut hasil panennya dihargai Rp. 500 / ikat. Sayangnya untuk sekali musim tanam Bapak Sumar hanya mampu panen sekali. Masalah berikutnya muncul ketika tanah beliau dari waktu – kewaktu menjadi keras. Pada hal topografi di Muara Teweh berbukit – bukit sehingga semakin menyulitkan untuk mengolah lahan. Beliau kemudian diperkenalkan dengan Tiens Golden Harvest (TGH) oleh Distributor Tiens. Kemudian beliau mencoba untuk tanaman sayur miliknya. TGH di encerkan dalam air dan disemprotkan ke tanaman pada sore hari tiap 10 hari sekali.